Mahasiswa FISIP Undana Gelar Bedah Buku di Bengkel APPeK, Soroti Implementasi Sistem Informasi Desa
Details
By Naldo Jebadu
Naldo Jebadu
Hits: 42
Kegiatan diskusi Bedah Buku di Kantor Bengkel APPeK NTT
bengkelappek.org, Suasana intelektual terasa hangat ketika tujuh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar bedah buku di kantor Bengkel APPeK Kupang, Selasa (23/9).
Dalam diskusi yang dihadiri oleh staf Bengkel APPeK, para mahasiswa bersama koordinator umum Bengkel APPeK, Vinsensius Bureni, membedah berbagai aspek penting dari buku tersebut, khususnya soal tata kelola digital di tingkat desa.
Buku yang dibedah oleh mahasiswa Fisip Undana, Anastasia Pulurindu, dengan judul “Sistem Administrasi & Informasi Desa” karya Ranggoaini Jahja, Bambang Herry, dan M. Afandi.
Anastasia Pulurindu, menyoroti bagaimana Sistem Informasi Desa (SID) telah digagas sejak 2009 sebagai instrumen untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, sekaligus mendukung pelayanan publik berbasis data. Regulasi yang mendukung, termasuk Undang-Undang, juga menjadi bahan bahasan yang memperkaya jalannya diskusi.
Menariknya, sesi diskusi kemudian berkembang ke persoalan teknis di lapangan, terutama mengenai struktur pengelolaan SID di tingkat desa serta keamanan data masyarakat.
Salah satu peserta diskusi, Franclyn Bekak, mempertanyakan siapa saja yang seharusnya terlibat dalam pengelolaan, bagaimana alur kerja antara operator, perangkat desa, dan kepala desa, hingga langkah-langkah memastikan bahwa data masyarakat yang masuk ke dalam SID benar-benar akurat dan valid.
Dari diskusi itu muncul kesepakatan bahwa validasi data tidak hanya tugas operator, tetapi perlu keterlibatan aktif masyarakat, serta pengawasan langsung dari pemerintah desa agar data tidak dimanipulasi atau disalahgunakan.
Koordinator umum Bengkel APPeK, Vinsensisu Bureni, menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam menjalankan SID. Ia bahkan membagikan pengalaman nyata dari program yang pernah dijalankan Bengkel APPeK.
“Waktu itu kita sudah membantu membuat SID di Desa Kairane selama 3 tahun. Tapi setelah program kerja kami selesai di desa tersebut dan pindah ke desa lain, SID Desa Kairane itu tidak dilaksanakan lagi oleh pemerintah desa itu,” ungkap Vinsen.
Menurutnya, contoh itu menunjukkan bahwa teknologi tidak akan bertahan tanpa komitmen dan kapasitas aparatur desa.
Sementara Maria Dona, salah satu mahasiswa yang menjadi peserta diskusi mengaku kegiatan ini memberinya perspektif baru.
“Kami belajar bahwa SID bukan hanya soal aplikasi, website atau komputer, tetapi soal kejujuran, keterlibatan masyarakat, dan bagaimana desa mampu menjaga data warganya agar selalu mutakhir,” ujarnya.
Diskusi ditutup dengan refleksi bersama bahwa pembangunan desa berbasis data adalah sebuah kebutuhan mendesak di era yang serba digital.
Mahasiswa mendorong agar ada kerja sama yang lebih erat antara pemerintah desa, dan lembaga swadaya masyarakat, sehingga Sistem Informasi Desa benar-benar bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, bukan sekadar formalitas.***
Aktif mendampingi dan melakukan kegiatan advokasi dengan masyarakat Kabupaten Kupang, Memiliki Spesialisasi di Bidang Pemantauan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Education
Menyelesaikan S1 Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Tahun 2018.
Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung
Tentang Kami
Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.
Alamat
Kantor Bengkel APPeK
Jalan Raya Baumata Penfui Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011 Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur